Selasa, 08 November 2011

MEMORABILIA








Ketika kita sadari bahwa masa adalah kehidupan kita, maka masa sekarang adalah rentetan panjang dari waktu-waktu yang lalu, yang berarti umur kita pun sudah banyak berlalu. Banyak yang bilang, seperti tak terasa. Tapi ada juga yang bilang waktu merambat laksana siput berjalan. Begitulah, apapun pandangan orang yang jelas waktu telah kita lalui –siapapun kita, berapapun usia kita- dan mengantarkan kita pada kehidupan sekarang.
            Sementara itu, tentu banyak kenangan yang terekam dalam pusat penghimpun ingatan (hypothalamus) di dalam otak kita.  Namun, sering ingatan kita tentang sesuatu pada masa tertentu tak sekonkret sejarah aslinya. Nah, di sinilah peran memorabilia dibutuhkan.
            Memorabilia adalah serangkaian isyarat waktu yang disampaikan oleh suatu benda kepada seseorang. Benda ini memiliki ikatan emosional yang erat dengan individu yang bersangkutan. Dengan benda tersebut, seseorang akan bisa dibawa pada masa lampau melalui kenangannya, baik yang manis maupun yang pahit.
            Wujud memorabilia tak terbatas pada benda-benda tertentu, karena benda yang mungkin penting bagi kita, belum tentu penting pula bagi orang lain. Namun, secara umum memorabilia bisa dijabarkan menjadi dua, yaitu simbol dan narasi. Memorabilia yang berbentuk simbol semisal sapu tangan, cincin, baju dan lain-lain. Sedangkan yang berbentuk narasi semisal diary, album foto, buku raport dan lain-lain.
            Mungkin ada sebagian orang yang tak begitu peduli pada memorabilia. Mereka menganggap orang-orang yang rajin mengoleksi benda-benda memorabilia adalah orang-orang yang cengeng, sentimental, hidup di masa lalu dan lain-lain.  Namun, kebanyakan menganggap ini penting, berangkat dari pemahaman bahwa  manusia tak bisa lepas dari kesejarahan dirinya. Menurut Ernest Cassirer seorang professor filsafat dari Hamburg, simbol-simbol begitu penting dalam kehidupan manusia, sehingga tak heran jika simbol bisa jadi refleksi pikiran dan perasaan manusia serta visualisasi pengalaman internal.
            Dalam perjalanan hidup seorang manusia, menoleh ke belakang tetap diperlukan, namun bukan berarti kita terbelenggu oleh hal-hal di masa lampau. Memorabilia bisa kita manfaatkan untuk hal-hal yang positif,menjadi salah satu sarana untuk mengoptimalkan kapasitas kemanusiaan kita, untuk lebih lebih kontributif dalam hidup.

SEBAGAI ALAT EVALUASI


            Mempelajari masa lalu itu penting. Keberadaan memorabilia sangat membantu seseorang untuk mengkonkritkan ingatannya terhadap peristiwa yang sudah terjadi. Dari apa yang diingat, kita akan bisa introspeksi diri bahwa keberadaan kita hari ini tak lepas dari apa yang telah kita lalui. Dengan bantuan memorabilia, semisal  foto keluarga, foto perkawinan dan lain-lain, rekaman peristiwa akan lebih nyata dan ini akan membantu kita untuk menyadari bahwa apa yang terjadi saat ini bukanlah hal yang tiba-tiba. Ada proses yang menyertai kita.           
Hal ini akan menjadikan kita lebih arif memandang permasalahan. Dan yang lebih utama, kita jadi lebih menghargai makna usia kita. Kita akan sadar bahwa masa sekarang ini  adalah masa lalu kita kelak. Ada upaya dalam diri kita untuk menjadikan masa sekarang sebagai sejarah yang lebih baik bagi masa yang akan datang.

MEMPERERAT HUBUNGAN (GLUEING)

            Dalam sebuah peristiwa, bisa dipastikan melibatkan banyak pihak. Misal, pengalaman sebuah keluarga. Masa kecil anak-anak, tahap-tahap kemandirian sebuah keluarga baru dan lain-lain. Dalam perkembangan anak-anak, kita saksikan betapa rukunnya mereka dalam kebersamaan masa kecilnya. Nah, ketika terjadi permasalahan, benda-benda memorabilia yang bisa mengingatkan mereka pada masa itu bisa menyadarkan mereka untuk mampu menyelesaikan permasalahan itu dengan cara yang lebih bijak.
            Hal yang sama bisa menimpa pasangan suami istri, dalam usia perkawinan muda atau pun tua. Perselisihan yang berlarut bisa menjadi ancaman terjadinya perpecahan. Maka, seyogyanya tiap-tiap pasangan memiliki benda memorabilia -sendiri maupun bersama- untuk kemudian bisa mengenang saat-saat indah perjalanan pernikahan itu. Hal ini merupakan alternatif untuk merekatkan kembali hubungan yang mungkin sedang renggang. 
            Ada pasangan yang sengaja menyimpan dua buah piring plastik mereka. Piring yang sudah kusam, namun rapi terpajang di buffet cantik di dapur. Sebagai benda kenangan untuk mengingatkan kebersamaan mereka di kala susah, katanya.
Siapapun, yang namanya pasang surut perjalanan dalam berkeluarga pasti pernah dirasakan. Mengenang kepahitan yang dilalui bersama, sama pentingnya dengan mengingat keindahan yang pernah dinikmatinya. Semuanya memberikan kontribusi bagi kebersamaan hidup hingga saat ini.

MOTIVATOR


            Ada kalanya manusia dihinggapi kejenuhan. Mungkin juga keputusasaan. Hal yang sangat berbahaya apabila tak menemukan motivasi untuk bangkit kembali. Benda-benda memorabilia bisa menjadi salah satu alternafif. Dengan mengenang tahap-tahap kehidupannya seseorang jadi tersadarkan bahwa hal seberat apapun di masa lampau ternyata bisa dilalui hingga mampu mengantarkannya pada masa sekarang. Maka, optimisme bisa dibangun dengan berpedoman bahwa hari ini pun pasti akan berlalu. Pengalaman membuktikan, tidaklah manusia diuji melampaui batas kemampuannya.

            Pada dasarnya manusia senang mengingat hal-hal yang menyenangkan. Namun bukan berarti hal yang menyakitkan tak berarti sama sekali untuk dikenang. Kenangan manis maupun pahit bisa sama-sama mengisi hari-hari kita untuk kita ambil pelajarannya. Memorabilia memang perlu, tentu bukan untuk kita hidup dalam masa lalu, melainkan untuk cermin di masa datang.  Begitu bukan ?

Catatan :
Tulisan ini terilhami oleh sebuah rubrik di majalah Ayah Bunda yang sudah berpuluh tahun yang lalu, tentang Memorabilia. Tentu saja penulis sudah lupa edisinya.

 bDG, 31/5/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar